Image dari Koran-sindo.com
Dengan daya kreasi yang tinggi, apapun nampaknya bisa dijadikan sebagai ladang uang. Siapa sangka lumut yang sering menjadi pengganggu dan membuat rumah kita menjadi kotor, di tangan Faldi Adisajana menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Melalui tangan kreatifnya, tanaman pengganggu tersebut berubah menjadi produk kreatif yang sangat digemari oleh masyarakat.
Bersama rekannya Anwar Imannurudin, Aldi berhasil menjalankan
#bisnis kreatif dengan bahan dasar lumut. Lumut ia rubah menjadi produk kreatif berupa boneka yang kemudian dipasarkan untuk keperluan menghias taman dan lain-lain. Sebelum menjalankan bisnis membuat hiasan dari lumut ini, Faldi dan temannya adalah seorang penjual tanaman hias Succulent dan Kaktus namun tidak berjalan. Lalu bagaimana kisah sukses mereka mengelola bisnis ini, simak selengkapnya di bawah ini.
Awal Mulai Bisnis Membuat Boneka Lumut
Pada awalnya Faldi Adisajana dan temannya adalah seorang penjual Succulent dan Kaktus, namun bisnisnya tersebut tidak berjalan alias tidak ada konsumen yang tertarik. Dari kegagalan tersebut lantas Faldi melakukan evaluasi sekaligus inovasi yang kemudian memunculkan ide untuk membuat boneka lumut dengan tanaman hias Succulent dan Kaktus. Untuk memulainya, Aldi mengaku menghabiskan modal Rp500 ribu hasil patungan dengan temannya. Alhasil pada tahun 2015, pada Juni 2015 boneka lumut Planter Craft kreasi Faldi mulai diproduksi.
Untuk memasarkan produk dari Planter Craft ini Faldi Adisajana menggunakan
#media sosialsebagai media promosi. Kemudian dari situlah produk-produk dari Planter Craft ini mulai dikenal luas oleh masyarakat. Dengan beragam hiasan yang dihasilkan Faldi, banyak masyarakat yang mulai menyukai karya kreatif Faldi ini dan kemudian tentu membuat bisnis Faldi semakin berkembang dengan pesat.
Kendala yang Dialami Bisnis Boneka Lumut Binaan Faldi Adisajana
Menurut Faldi, kendala yang sering dihadapi nya adalah sulitnya mendapatkan lumut yang sesuai. Selain itu, proses yang rumit juga sering kali menjadi kendala karena konsumen biasanya ingin sesuatu yang cepat. Selain itu, untuk bisa menghasilkan hasil karya yang maksimal, tentu saja memerlukan daya kreatifitas yang tinggi.
Beruntung saat ini Faldi sudah bisa mendapatkan pasokan lumut yang memadai. Untuk lumut, Faldi mendapatkan supplier dari petani Tangkuban Perahu Jawa Barat. Sedangkan untuk bibit tanaman dipasok oleh petani dari Lembang.
Sudah Tersebar Hampir Di Seluruh Indonesia
Karena termasuk bisnis yang masih baru, maka Faldi melakukan
#promosi dengan gencar. Salah satu yang ia lakukan untuk mempromosikan produknya adalah dengan mengikuti berbagai acara dan event terkait dengan tanaman hias maupun tanaman organik. Acara-acara tersebut dipandang sangat krusial dalam membantu mendongkrak popularitas produk Planter Craft.
Selain mengikuti event tertentu, Faldi juga gencar melakukan promosi melalui media sosial. Dan ternyata baru saja Faldi mengunggah empat foto di media sosial, sudah ada stasiun TV yang ingin meliput usaha Faldi. Dan sejak saat itulah pemasaran Planter Craft yang dikerjakan Faldi ini sangat terbantu.
“Baru saja saya posting empat foto, langsung ada salah satu stasiun televisi yang tertarik dan mewawancarai saya, sejak itu pemasaran saya cukup terbantu,” ujar Faldi.
Berkat keunikan dan promosi yang gencar dilakukan Faldi, kini boneka lumut Planter Craft telah tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Daerah seperti Pulau Jawa, Sumatera, Bali, NTT, hingga Sulawesi sudah mengenal produk boneka lumut Faldi. Selain menjual produk boneka lumut, Faldi juga sering diminta oleh event organizer untuk mendekorasi panggung dengan media lumut. Biasanya, dalam sekali mendekorasi, Faldi bisa dibayar sampai Rp 10 juta.
Proyek pertamanya mendekorasi menggunakan media lumut adalah pada Bogor Yoga Fair yang digelar di Kebun Raya Bogor. Pihak penyelenggara ternyata puas dengan kreasi Faldi, pengunjung pun juga demikian. Dari situ nama Planter Craft semakin melambung dan semakin populer sampai saat ini.
Dari bisnis yang dikerjakan ini, omzet yang didapatkan oleh Faldi Adisajana terbilang cukup besar. Dalam satu bulan, omzet yang didapatkan berkisar antara Rp30 juta sampai dengan Rp50 juta, penghasilan yang luar biasa dari bisnis kreatif tersebut