Jadi begini.. Bicara tentang usia 20, saya juga pernah hidup di usia 20’an. Biasanya, orang usia 20’an itu ngapain aja sih? Kebanyakan bagi anda yang lulus SMA, mungkin bagi anda yang punya dana, orang tua anda pasti bisa memberikan sedikit dana untuk kuliah, bagi yang beruntung. Kalau bagi yang tidak beruntung, mungkin setelah lulus SMK anda langsung kerja. Atau setelah lulus SMA anda langsung kerja.
Tetapi singkat cerita, kesalahan-kesalahan ini seringkali dihadapi oleh anak-anak di usia 20. Biasanya setelah anda mengetahui ini semua, anda bisa menghindari kesalahan ini sewaktu anda berusia 20. Hal ini diangkat dari pengalaman saya pribadi. Semoga wejangan dan nasehat ini bisa memberikan anda semua atau adik-adik persiapan supaya di usia 20 anda mendapatkan banyak sekali pengalaman. Dan akhirnya ketika nanti anda berusia 30-40, hidup anda bisa lebih baik.
Yang pertama, anda tidak bisa menyenangkan semua orang.
Ini kesalahan fatal. Karena anak-anak di usia 20 lebih memilih hidup bersama teman sebayanya daripada belajar. Pengertian ‘belajar’ itu begini.. Mereka lebih mendengarkan teman-teman seusianya. Teman kampus, teman-teman SMA, teman-teman SMK, atau teman sekampung. Akhirnya, mereka lebih mendengarkan kata-kata temannya.
Padahal sudah sering saya ulas bahwa nasib anda itu ditentukan oleh 5 teman terdekat anda. Celakanya, ketika anda ingin melakukan suatu terobosan, 5 teman anda akan menolak. Hal inilah yang terjadi di usia saya.
Ketika saya berusia 20, untungnya saya tidak mengalami hal ini. Karena ketika saya berusia 18-19, saya memulai bisnis saya yang pertama. Dan saya ditolak oleh semua teman saya. Saya dikata-katai oleh teman saya. Dan teman-teman saya lebih sibuk sekolah, mereka lebih sibuk kuliah, dan mereka lebih sibuk dengan kehidupan dunia kampus daripada saya.
Sedangkan saya sambil sekolah, sambil membangun bisnis. Untungnya, saya tidak melakukan kesalahan. Yaitu ‘mendengarkan kata-kata teman’. Tetapi saya lebih memutuskan untuk memiliki prinsip ketika saya membangun bisnis. Karena apa? Sekali lagi, 5 teman saya ini tidak menemani saya ketika saya dalam kesulitan. Tidak menemani saya ketika saya sedang bokek, alias gak punya duit. Tetapi saya harus punya prinsip. Dan akhirnya, waktu saya bermain dengan teman berkurang.
Kebanyakan anak-anak di usia 20, mereka tidak memiliki suatu pengalaman hidup yang kuat seperti ayahnya, seperti ibunya, seperti orang tuanya. Tetapi, mereka lebih senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Entah itu teman sebaya, entah itu pacar, mungkin juga masih gonta ganti pacar.
Tetapi pada prinsipnya, anda tidak bisa menyenangkan semua orang.
Jadi seandainya anda hari ini membangun bisnis, atau sedang membangun karir, ketika teman-teman kamu menolakmu dan akhirnya teman-teman kamu tidak setuju dengan kamu, maka itulah yang akan terjadi. Karena itulah anda harus mempunyai prinsip. Jangan melakukan kesalahan, yaitu terlalu mendengarkan kata-kata orang lain.
Sekali lagi, mungkin kata-kata saya ini dibenci. Ketika anda share ke teman kamu, mungkin anda dibenci. Tetapi, itulah yang saya lakukan. Jika anda ingin success before 30, maka anda harus melakukan sesuatu yang berbeda dari teman-teman anda. Barulah anda bisa lebih sukses daripada teman-teman anda.
Itulah kesalahan yang pertama. Terlalu mendengarkan apa kata orang lain dan terlalu menyenangkan orang lain.
Yang kedua, sukses itu tidak terjadi dalam semalam.
Saya tidak memungkiri. Sekarang sejak adanya YouTube, banyak anak-anak muda yang suka membahas kemewahan. Membahas review jam tangan, membahas mobil mewah, membahas tentang hidup yang hedon, mewah-mewah, dan usia mereka masih muda-muda sekali.
Sekali lagi, sukses itu tidak terjadi dalam semalam. Celakanya, belakangan ini media-media juga mem’blow up miliarder-miliarder yang masih berusia 20. Miliarder-miliarder yang masih berusia 21. Miliarder-miliarder yang masih berusia 17. Keren banget.. Seolah-olah banyak anak-anak muda zaman sekarang yang tidak perlu kerja keras, tetapi dalam sekejap bisa kaya raya.
Sekali lagi, itu adalah ulah media. Bisnis media itu adalah bisnis yang kejam, menurut saya. Mengapa? Karena bisnis media itu harus menampilkan media yang heboh, berita kontroversial, atau berita dramatis, sehingga menarik untuk ditonton. Kalau tidak menarik, ya jelas saja berita itu tidak akan dibaca. Karena persaingan bisnis media itu juga sangat keras.
Padahal, ada jutaan anak muda pengangguran. Mengapa tidak dibahas?
Ada jutaan anak muda yang penghasilannya belum mencapai UMR. Mengapa tidak dibahas? Kalau yang dibahas itu hanya di’blow up dari satu sisi. Tetapi, anda tidak melihat bahwa banyak orang yang bekerja keras, tetapi tidak pernah dibahas. Mengapa?
Hal ini memang lucu. Media Indonesia itu lebih suka membahas tentang drama atau kehidupan para artis daripada membahas tentang proses perjuangan seseorang di usia 21 tahun sampai bagaimana dia bisa berhasil. Hal itu tidak pernah dibahas.
Oleh karena itu, di buku saya ‘Badai Pasti Berlalu’ meskipun buku ini sudah terjual puluhan ribu copy, tetapi pasti tetap kalah dengan novel percintaan. Ya jelas.. Pasti kalah dengan kisah horor. Ya pasti kalah.. Mengapa? Karena orang Indonesia lebih suka drama daripada cerita membangun, bahwa sukses itu bisa terjadi bukan dalam semalam.
Oleh sebab itu, kesalahan fatal yang kedua adalah karena anda mengira sukses itu terjadi dalam semalam. Dan ketika hari ini anda tidak bisa seperti idola anda, akhirnya anda merasa harus cari rezeki dengan jalan pintas. Anda ingin cari jalan yang cepat. Menurut saya, kesalahan ini yang sangat fatal.
JADI, SUKSES ITU TIDAK TERJADI DALAM SEMALAM.
Asetnya tidak akan saya bahas disini. Nanti akan saya bahas di video selanjutnya. Jadi tonton ya.. Anda tunggu video berikutnya. Aset itu yang paling penting, yang akhirnya membuat dia menjadi sukses di usia 20. Itu yang paling penting.
Yang ketiga. Yang terakhir adalah anda harus mencari pembimbing atau mentor.
Hal ini sering saya ulang. Kesalahan yang ketiga adalah sungkan, malu dan akhirnya stress karena tidak mau mencari pembimbing. Memang di Indonesia ini tidak mudah untuk menemukan pembimbing. Tidak mudah untuk menemukan mentor.
“Masa kecil saya dan Ronaldo ‘kan sama saja. Tinggal di kampung, gak punya uang. Tetapi kok nasib saya gak seberuntung Ronaldo?”. Ini dia.. Kesalahan anak muda adalah selalu berpikir bahwa ‘ini adalah nasib saya tidak beruntung’. Saya setuju. Namun, problem’nya itu satu. Jika anda menjadikan nasib sebagai dalih atau alasan anda untuk tidak sukses, maka ini adalah kesalahan fatal. Akhirnya anda menghakimi diri sendiri, anda menghukum diri sendiri, dan anda mengatakan bahwa ‘di usia 20 saya belum berhasil’.
”.