Saat ini teknologi sudah mampu membantu
manusia dalam berbagai pekerjaan dan keperluan. Bahkan untuk hal yang
bersifat sosial seperti memberikan sumbangan, pada kenyataannya kita
sudah bisa menemui banyak fasilitas semacam itu. Salah satunya adalah
E-Infaq.
Program Bank Indonesia
Mengenai E-Infaq, merupakan layanan
berbasis digital melalui aplikasi mobile, yang bisa digunakan oleh siapa
saja untuk memberikan sedekah secara non tunai.
Layanan ini adalah hasil dari
pengembangan Bank Indonesia, dan akan mulai diperkenalkan di Sulawesi
Selatan sebagai lokasi percontohan. Hingga saat ini, untuk menjalankan
layanan E-Infaq, pihak BI telah menjalin kerjasama dengan bank nasional
lain yakni BNI.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel,
Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan bahwa tahap awal untuk memperkenalkan
aplikasi E-Infaq dimulai dari kota Makassar Sulawesi Selatan. Pihak Bank
Indonesia akan melakukan sejumlah pengenalan pada masyarakat dimulai
dari lokasi masjid serta beberapa lokasi lain seperti panti asuhan.
“Kami akan roadshow agar masyarakat
mengenal dan tahu tata cara penyaluran infak tidak sebatas dilakukan
secara tunai. Ke depannya, kami juga sounding program ini ke perbankan
lain yang memang sudah memiliki jaringan, seperti BRI dan Mandiri,” kata
Wiwiek.
Untuk semakin mengoptimalkan proses
sosialisasi, BI juga menyebar brosur maupun tulisan mengenai program
sedekah non-tunai tersebut. Untuk tahap awal ini, sosialisasinya akan
menyasar masjid-masjid besar, seperti Masjid Al Markaz Al Islami.
Dengan potensi untuk bisa mempermudah
masyarakat menyalurkan infaq atau sumbangan, tentunya layanan berbasis
aplikasi ini mampu mendapat perhatian dari masyarakat jika diperkenalkan
dengan baik. Terlebih saat ini, masyarakat juga sudah mulai melek
teknologi dan tidak canggung lagi menggunakan beragam aplikasi mobile.
Mendapat Evaluasi
Masih disampaikan oleh Wiwiek, pihak
Bank Indonesia akan terus melakukan evaluasi utamanya terkait dengan
penyaluran hasil infaq yang diperoleh dari aplikasi E-Infaq. Ia
mengatakan akan ditentukan setelah evaluasi triwulan. Terdapat tiga opsi
penyaluran, yakni melalui Baznas, lembaga-lembaga serupa lainnya, atau
langsung menyalurkan ke sasaran penerima.
Memberikan pilihannya lebih berharga
kepada masyarakat mengenal sasaran sumbangan, membuka kesempatan untuk
menjangkau lebih banyak pihak yang membutuhkan. Di lain sisi, adanya
pilihan untuk menentukan sasaran penerima juga memungkinkan untuk
menularkan “virus” penggunaan teknologi kepada masyarakat luas.
“Kita lihat nanti perkembangan setelah evaluasi,” ujar Wiwiek.
Namun saat ditanya mengenai target yang
ingin diraih melalui aplikasi E-Infaq, pihaknya mengaku belum mempunyai
target yang pasti. Karena masih dalam tahap sosialisasi. Maka nantinya
perlu melihat kondisinya terlebih dahulu.
Terlebih, e-Infaq ini sama sekali belum
dikenal oleh masyarakat. Karena itu, fokus utamanya untuk saat ini yakni
sosialisasi tanpa memasang target pencapaian.
“Kalau target belum ada. Kita perkenalkan dulu dan lihat responsnya,” tegasnya.
Namun melihat perkembangan penggunaan
perangkat mobile di masyarakat yang sudah mudah menjamur. Bukan tidak
mungkin, aplikasi penggalangan dana seperti ini mampu diterima dengan
baik oleh masyarakat. Jika nantinya proses sosialisasi berhasil
dijalankan dan menyentuh target sasaran, bukan tidak mungkin aplikasi
E-Infaq dapat dikembangkan lebih besar lagi.
Di lain pihak, apresiasi diberikan oleh
pimpinan cabang BNI Makassar Hadi Santoso. Ia menyatakan pihak BNI
senantiasa mendukung program BI dalam upaya peningkatan transaksi
non-tunai. Terlebih, program e-Infaq ini juga dalam rangka mendorong
transparansi sedekah ataupun infaq.
“Prinsipnya program yang digagas bersama
ini akan selalu di-support dalam rangka transparansi sumbangan atau
infaq. Juga sekaligus bagaimana mengurangi jumlah uang yang beredar,”
pungkasnya.