Silverstone RFLA. Siapa yang tidak ingin
untuk bisa sukses dalam hal finansial di usia muda. Tentu semua orang
ingin bisa meraih mencapai yang tersebut dengan berbagai cara bentuknya.
Yang paling umum dilakukan adalah dengan
berwirausaha atau menjalankan bisnis tertentu. Sama halnya dengan
entrepreneur muda bernama Hafiyyan Naufal. Berawal dari hobi serta
komunitas yang dia ikuti, justru memberi batu pijakan untuk berkenalan
dengan dunia perniagaan.
Dari situlah ia mengembangkan usaha di bidang fashion berbahan kulit dengan brand Silverstone RFLA.
Awal Mula Mengembangkan Usaha
Jika melihat kondisi saat ini dimana
usaha fashion berbahan kulit yang ia jalani telah memberikan hasil yang
tidak sedikit, mungkin semua berpikir bisnis milik Hafiyyan Naufal bisa
berjalan dengan lancar setiap saat.
Namun tentunya fakta di balik itu semua,
tetap harus ada perjuangan keras sebelum bisa menapaki kesuksesan. Awal
mula memilih untuk berwirausaha, dikisahkan oleh alumnus Institut
Pertanian Bogor ini sebagai pengalaman yang mengesankan.
Salah satu hal yang ia jadikan pegangan
adalah bagaimana ia bisa menghasilkan sesuatu yang positif tidak hanya
bagi dirinya namun juga bagi orang lain.
“Banyaknya cerita/sharing dari beberapa
pengusaha-pengusaha muda alumni kampus saya di IPB. Kesuksesan mereka,
jatuh dan bangunnya usaha mereka, perjuangan mereka, membuat saya
terpacu untuk bisa seperti mereka, menjadi seorang pengusaha yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain,” jelasnya.
Usaha Silverstone RFLA Berawal Dari Hobi
Sama seperti kebanyakan pemuda saat ini,
Naufal juga mempunyai sejumlah hobi yang ditekuni. Salah satunya adalah
hobby motor. Tidak hanya itu, dia juga tergabung dalam sebuah komunitas
motor dengan anggota yang cukup besar.
Dari situlah ia mendapat inspirasi untuk
mulai menjalankan usaha terutama dalam hal pembuatan pelengkap para
pengendara motor. Yang paling umum adalah jaket kulit.
Mengapa harus jaket kulit? Karena fashion item inilah yang paling erat kaitannya dengan dunia anak motor.
“Branding yang saya pakai bernama
Silverstone RFLA, dimana RFLA adalah singkatan dari Ridefreak Leather
Apparel. Saya memilih kata “Ridefreak” karena segmentasi pasar dari
produk saya adalah kalangan muda, komunitas-komunitas motor, yang biasa
disebut “Bikers” atau “Rider”,” ujar Naufal.
Mengenai produk yang ia buat, ternyata
tidak hanya produk jaket kulit saja karena selain itu ada beberapa jenis
produk seperti sepatu kulit, tas, dompet serta beberapa aksesoris lain
yang masih menggunakan bahan kulit.
Menghadapi Masalah Usaha
Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, memulai sebuah usaha tentu tidak akan lepas dari yang
namanya tantangan serta kendala. Dan hal pertama yang dihadapi Naufal
adalah bagaimana bisa menciptakan produk berkualitas namun dengan harga
yang terjangkau.
“Misalnya saja jaket kulit domba, itu
pasti dibandrol dengan harga selangit, diatas Rp. 700.000, bahkan ada
yang hingga 2 jutaan untuk brand-brand tertentu.”
Sedangkan pada kenyataannya, cukup
banyak anggota cari komunitas motor saat ini yang juga terbilang bukan
dari kalangan ekonomi atas. Adakalanya untuk mengeluarkan biaya dalam
jumlah lumayan besar hanya demi aksesoris fashion, bukan merupakan
prioritas utama bagi mereka.
“Masalahnya adalah kebanyakandari
pengendara motor/anggota komunitas motor adalah orang-orang
“low-profile” yang pastinya enggan untuk mengeluarkan uang jutaan hanya
untuk sebuah jaket kulit, walaupun mereka sangat ingin mempunya jaket
kulit tersebut,” terang Naufal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
akhirnya ia mendapat pemecahan dengan cara menggunakan bahan kulit
sintetis berkualitas tinggi. Inilah alasan mengapa, produk Silverstone
RFLA besutannya tetap bisa mengutamakan kualitas namun di sisi lain
memiliki harga yang terjangkau.
Setelah proses yang panjang, bahkan
sempat tertipu beberapa kali, akhirnya Naufal berhasil mempunyai bisnis
yang berjalan cukup lancar.
Saat ini pesanan jaket kulit sudah
datang dari beberapa lokasi hampir keseluruh daerah di Indonesia, mulai
Aceh, Medan, Batam, Palembang, Lampung, Bangka, Bali, NTT, Kalimantan,
Manado, Makassar, sampai ke Wamena di Papua.
Tidak hanya itu, ia bahkan menjadi
rekanan untuk perusahaan besar seperti PT Pertamina di Medan, PT Shell
di Jakarta dalam hal pembuatan merchandise kegiatan.